Perkembangan
pasar karet alam dalam kurun waktu tiga tahun terakhir relatif kondusif
bagi produsen, hal ini ditunjukan pada tingkat harga yang relatif tinggi. Hal tersebut dikarenakan permintaan
yang terus meningkat, terutama dari China, India, Brazil dan negara-negara yang
mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia-Pasifik. Menurut IRSG, dalam
studi Rubber Eco-Project (2005), diperkirakan akan terjadi kekurangan pasokan
karet alam dalam dua dekade ke depan. Karena itu pada kurun waktu 2006-2025, diperkirakan
harga karet alam akan stabil sekitar US $ 2.00/kg. Harga karet alam yang
relatif tinggi saat ini harus dijadikan momentum bagi Indonesia, untuk
mendorong percepatan peremajaan karet yang kurang produktif dengan menggunakan
klon-klon unggul dan perbaikan teknologi budidaya lainnya. Adapun cara
penanaman dan perawatan untuk menghasilkan tanaman karet yang unggul dan
benilai jual tinggi sbb :
A.
Tahap Persiapan :
Adapun
langkah awal yang harus dipersiapkan untuk menanam tanaman karet yaitu perhatikan
syarat tumbuh tanaman karet, tanaman karet harus ditanam pada Suhu udara antara 240C – 280 C, dengan Curah hujan
1.500-2.000 mm/tahun, Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari, memiliki
Kelembaban tinggi, Kondisi tanah juga harus subur, artinya dapat meneruskan air
dan tidak berpadas, tanahnya memiliki pH 5-6 ( ini sudah batas toleransi 3-8)
serta Ketinggian lahan tanam yang
mencapai 200 m dpl
B.
Tahap penyeleksian bibit :
Sebelum
bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh bahan
tanam yang memiliki sifat-sifat baik antar lain: berproduksi tinggi, responsif
terhadap stimulasi hasil, resistensi terhadap serangan hama dan penyakit daun
dan kulit, serta pemulihan luka kulit
yang baik. Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara
lain :
-
Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.
-
Mata okulasi yang benar-benar baik dan mulai bertunas
-
Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral
-
Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Putih).
C.
Tahap Penanaman :
Waktu penanaman karet di lapangan sebaiknya
dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember
dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100
hari. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan sbb:
•
Gali lubang sedalam 60 cm, dengan ukulan lubang 60 cm x 60 cm bagian atas dan
40 cm x 40 cm bagian bawah.
•
Jarak tanam untuk tanah ringan 45 x 45 x 30 cm, untuk tanah berat 60 x 60 x 40
Cm.
•
Pisahkan bagian kedua tanah, letakkan tanah bagian atas disebelah kiri dan
tanah bagian bawah disebelah kanan. Campur tanah yang bagian kanan dengan pupuk
RP ( Rock Phospate ) sebanyak 100 gr per lubang, disamping pemupukan dengan
urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar.
•
Diamkan lubang yang sudah digali tadi selama 1 bulan agar lubang tersebut
terangin-angin dan terkena sinar matahari. Hal ini dilakukan agar gas beracun
yang mungkin ada disela-sela tanah terbawa angin sehingga dapat diganti dengan
oksigen dari udara.
•
Setelah sebulan di diamkan, kemudian tanam bibit karet yang telah diseleksi
tadi. Masukkan bibit ke dalam lubang tanam yang telah di sediakan, kemudian
timbun dengan tanah, timbun tanah bagian kiri terlebih dahulu kemudian menyusul
tanah bagian kanan yang telah di campur dengan pupuk tadi.
•
Tancapkan ajir sejajar dengan permukaan tanah, kemudian padatkan tanah di
sekeliling bibit hingga bibit tidak mudah goyang, untuk stump mata tidur hadapkan
sesuai dengan arah angin.
•
Dua minggu setelah penanaman, tanah disekeliling tanaman biasanya mencekung hal
ini perlu dilakukan penambahan tanah agar rata dengan permukaan tanah
disekelilingnya .
D.
Tahap Pemeliharaan :
Tahap
ini di bagi menjadi 3 yaitu penyulaman, pemotongan tunas palsu, dan merangsang
percabangan.
Penyulaman
:
Bibit
yang baru ditanam harus diperiksa setiap dua minggu sekali selama tiga bulan
pertama setelah penanaman. Pemeriksaan ini penting khususnya bila bahan tanam
yang digunakan adalah stum matta tidur. Bibit yang mati harus segera diganti
atau disulam dengan bibit yang baru agar populasi tanaman dapat dipertahankan
dan seragam. Penyulaman sebaiknya dilakukan dengan bahan tanam yang mempunya
umur relatif sama atau lebih tua dari tanaman yang disulam. Untuk memperoleh
bahan tanam yang seumur, haruslah disediakan bibit terlebih dahulu bahan tanam
dalam bentuk polibag dan disulam pada tahun yang sama. Jika penyulaman masih
harus dilakukan pada tahun ke-dua atau tahun ke-tiga penyulaman harus dilakukan
dengan bahan tanam berupa stum mata tinggi.
Pemotongan
Tunas Palsu:
Tunas
palsu pada tanaman karet adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi.
Tunas ini banyak dijumpai pada bibit stum mata tidur, sedangkan pada bibit stum
mini atau bibit polibag, tunas palsu relatif jarang ditemui. Tunas palsu dapat
menghambat tumbuhnya mata okulasi bahkan dapat menyebabkan mata okulasi tidak
tumbuh, karena pasokan fotosintat yang dihasilkan diserap seluruhnya untuk
pertumbuhan tunas palsu. Oleh karena itu, tunas palsu harus dibuang agar
pertumbuhan dan populasi tanaman tetap optimal. Pembuangan tunas sebaiknya
dilakukan ketika tunas tersebut belum mengayu atau dilakukan pada awal-awal
pertumbuhan bibit.
Merangsang
percabangan :
Pertumbuhan
tanaman karet pada fase belum menghasilkan umumnya mengikuti sebuah siklus,
artinya pada suatu saat tanaman karet akan tumbuh tinggi tanpa membentuk payung
daun dan pada suatu saat pertumbuhan tinggi tanaman akan terhenti dan membentuk
payung daun. Selama payung daun yang terbentuk belum benar-benar tua, tinggi
tanaman tidak bertambah, dan apabila daun-daun pada payung daun tersebut sudah
benar-benar tua tanaman akan tumbuh tinggi tanpa membentuk payung daun, begitu
seterusnya. Pertumbuhan tanaman yang demikian apabila dibiarkan dapat
menyebabkan batang tanaman mudah patah karena tiupan angin. Oleh karena itu,
pertumbuhan tinggi batang haruslah dibatasi dengan cara merangsang percabangan
tanaman pada ketinggian > 3 meter dari permukaan tanah. Dengan terbentuknya percabangan,
tanaman akan lebih kuat menahan terpaan angin.
Perangsangan
percabangan bisa dilakukan dengan berbagai cara yang diantaranya adalah
penyanggulan, pemangkasan daun, dan pemenggalan batang.
E.
Penyiraman
Penyiraman
dilakukan pada awal bibit ditanam selama + 1 minggu, pemulshingan dilakukan
juga pada bibit yang baru ditanam, karena bibit yang baru ditanam sangat rentan
terhadap sinar matahari yang terlalu terik. Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi
atau sore hari
F.
Pemupukan
Umumnya
dosis pemberian pupuk tanaman karet dilakukan 2 kali dalam setahun. Pada
tanaman karet berumur 6 – 15 tahun dosis pemupukannya adalah 350 gr Urea, 260
gr SP, dan 300 gr KCL per hektar per tahun. Sedangkan untuk tanaman karet
berusia 16-20 tahun dosis pemupukannya adalah 300 gr Urea, 190 gr SP, dan 250
gr KCL per hektar per tahun
Bagi
tanaman karet yang telah tua diatas 25 th hingga 2 tahun sebelum peremajaan
dosis pemupukannya adalah 200 gr Urea, 0 gr SP, dan 150 gr KCL per hektar per
tahun. Adapun langkah dalam pemupukan adalah sbb :
•
Buatlah parit atau laur memanjang yang berada di tengah-tengah barisan tanaman
karet.
•
Bersihkan gulma atau tanaman pengganggu yang berada disekitar parit atau alur
yang telah dibuat.
•
Taburkan pupuk ke dalam parit, sesuai dosis yang telah ditentukan. Stu syarat
lagi yang harus dipenuhi bahwa pupuk SP tidak boleh di campur pada tempat yang
sama pada pupuk urea.
•
Letakkan pupuk secara melingkar di sekitar batang, dengan jarak kurang lebih 1
– 1,25 meter dari batang pokok tanaman karet.
•
Timbun kembali parit yang telah di beri pupuk tadi dengan tanah disekitarnya.
•
Usahakan pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu saat awal musim hujan
dan akhir musim hujan.
0 komentar:
Posting Komentar