Aeromodelling
Aeromodelling
berasal dari dua kata yaitu :
Aero
: Udara
Modell
: Model, contoh, tiruan
Maksudnya,
bentuk-bentuk yang dirancang untuk bisa mengudara, melayang ataupun kegiatan
yang mempelajari, merencanakan dan menerbangkan pesawat model atau model-model
pesawat terbang. Yang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta kedirgantaraan
secara umum.
Definisi umum
Aeromodelling :
Aeromodelling
adalah pesawat model yang lebih berat dari udara dengan ukuran-ukuran terbatas,
baik bermotor dan tak dapat diawaki atau membawa manusia.
Orang
atau personil yang berkecimpung didalamnya dinamakan “Aeromodeller”. Kriteria
sebagai penyandang predikat Aeromodeller harus mampu mengetahui, mengerti dan
menguasai dasar ilmu pendukung, misalnya : aerodinamika, ilmu gaya, fisika dan
lain sebagainya. Juga mampu untuk berkarya (desain, membuat dan menerbangkan).
Aeromodelling
masih termasuk salah satu cabang olahraga dirgantara dibawah naungan FASI
(Federasi Aero Sport Indonesia). Sebagai Pembina di tingkat pusat adalah KSAU
(Kepala Staff Angkatan Udara), sedangkat di tingkat daerah dibina oleh DANLANUD
(komandan Pangkalan Udara) setempat. Untuk Daerah Istimewa Yogyakarta
berkedudukan di Lanud Adisutjipto. Untuk pembinaan dibawah Seksi BINPOTDIRGA.
Pembagian
Pesawat Model
Pada
dasarnya pembagian jenis pesawat model sama dengan pesawat sebenarnya. Secara
umum dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Pesawat Model Bermotor yang terdiri dari bersayap tetap ( FIXED WING ) dan
sayap putar ( ROTARY WING ), kedua-duanya ada yang berfungsi sebagai sport (
FUN FLYING ) , Trainer dan Kompetisi / Prestasi.
2.
Pesawat Model yang tidak bermotor terdiri dari jenis sport ( FUN ) dan
Kompetisi/Prestasi.
Ada
juga pesawat model yang dibuat menyerupai pesawat sebenarnya baik dalam
kategori FUN dan Kompetisi yang disebut model Skala ( SCALE MODEL ) .
Untuk
pesawat model kompetisi/prestasi klasifikasinya memiliki standard FAI (
Federation Aeronatique Internationale ) yang berkedudukan di Paris, Perancis.
Sejarah
Aeromodelling Indonesia
Olahraga
Aeromodelling merupakan olahraga Dirgantara yang tumbuh bersama-sama dengan
dunia penerbangan baik sipil maupun militer. Di Indonesia pertama kali timbul
di lingkungan TNI - AU melalui Kepanduan Pramuka Dirgantara.
Kegiatan
pembuatan pesawat model ini dimulai sejak tahun 1946 bersamaan dengan
dirintisnya pembuatan pesawat layang pertama di Yogyakarta ( Aeromodeller dan
Pandu Udara ) dan berkembang ke kota-kota besar, Bandung, Yogyakarta, Surabaya,
Malang dan Surakarta.
Untuk
menampung peminat yang makin banyak maka AURI ( TNI AU ) memberikan wadah
"BIRO AERO CLUB" yang dibina oleh Kapten G. Reuneker, dan untuk
pertama kalinya diadakan perlombaan pada tanggal 27 Januari 1952 di Pangkalan
Udara Cililitan / Halim Perdanakusuma Jakarta yang diikuti Club-Club
Aeromodelling kota-kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan.
Pada
9 April 1953 Biro Aero Club membuka kursus Aeromodelling di Jakarta yang
mendapat perhatian besar dari masyarakat. Menyusul perlombaan selanjutnya pada
tanggal 17 Mei 1954, yang diikuti oleh Aero Club Jakarta, Bandung, Surabaya,
Palembang, Banjarmasin, Makasar, Ambon dan perlombaan ini dilaksanakan setiap
tahun.
Juni
1954 untuk pertama kalinya diadakan perkemahan Pandu Udara di Pangkalan Udara
Halim Perdanakusuma yang dihadiri oleh 80 Pandu Udara dari seluruh Indonesia.
Di dalam perkemahan ini dilaksanakan perlombaan kedirgantaraan. Perlombaan ini
merupakan percobaan jajak pendapat untuk melihat animo masyarakat. Tujuan
utamanya adalah untuk mendidik pelatih-pelatih khusus hingga pada tahun 1955
telah tercatat 35.000 anggota Pandu Udara di seluruh Indonesia.
Kegiatan
Aero Club mulai nampak dengan berdirinya Aero Club di kota-kota besar antara
lain : Aviantara di Bandung, Jakarta Aero Club di Jakarta, Pemudara dan Yan
Debrito di Yogyakarta, Surakarta Aero Club di Surakarta, Malang Aero Club di
Malang.
Perlombaan
tahun 1957, bagi pemenang / juara perlombaan dipilih untuk dikirim ke
Yugoslavia mengikuti pendidikan Terbang Layang.Tahun 1960 TNI AU bekerja sama
dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( P&K ) menyelenggarakan
pendidikan Kursus Aeromodelling dan Peroketan (K.A.P) bertempat di Wing
Pendidikan 04 Lanud Adi Sumarno.
Pendidikan
K.A.P ini diikuti oleh siswa-siswa daerah, baik anggota TNI, Sipil TNI, Guru
maupun Pramuka. K.A.P berjalan sampai beberapa periode. Dari hasil pendidikan
K.A.P tumbuh masukan-masukan / usul-usul daerah untuk menghimpun
perkumpulan-perkumpulan / club-club Aeromodelling dalam satu organisasi.
Dari
masukan-masukan / usulan-usulan, Letnan Suhartono ( Kepala Kursus Aeromodelling
dan Peroketan ) memprakarsai untuk mengadakan pertemuan membahas organisasi
Aeromodelling.
Tahun
1962 di Hotel Merdeka Solo terlaksana diselenggarakan Rapat Rencana Pembentukan
Organisasi Aeromodelling, yang dipimpin oleh Letnan Suhartono.
Dari
hasil rapat disepakati terbentuknya Organisasi Aeromodelling dengan nama
Federasi Aeromodelling Seluruh Indonesia disingkat FASI, yang kemudian nama
FASI dijadikan nama dari induk seluruh cabang olahraga dirgantara di Indonesia.
Sebagai pusat Organisasi adalah kota Solo di Skadik 011 Wing pendidikan 04,
khususnya dalam mengembangkan olahraga dirgantara dikalangan Pramuka.
Pada
tahun 1966 telah diadakan kerjasama antara kwartir nasional Gerakan Pramuka
dengan kepala staf TNI Angkatan Udara, dengan membentuk satuan karya Dirgantara
/ Kompi-Kompi Pramuka Angkasa dengan menyelenggarakan pendidikan diantaranya
Aeromodelling. Dalam upacara pembukaannya ditandai dengan demonstrasi
Aeromodelling, Terbang Layang, Terjun Payung, Pesawat Bermotor serta peluncuran
Roket yang diselenggarakan di Pulo Mas dengan Inspektur Upacara Bung Karno.
Untuk
tinggal landas digunakan jalan By Pass sebagai landasan pesawat terbang layang
dengan pesawat penarik AUSTER dan di Senayan Jakarta. Tanggal 10 s/d 20
November 1968 diselenggarakan Loka Karya Nasional Pramuka dengan ANUDIRGA (
Andalan Nasionala Urusan Dirgantara ) Bapak Kardono di Jakarta ( Halim
Perdanakusuma ).
Olahraga
Aeromodelling ini dilombakan baik tingkat nasional, regional maupun
internasional. Sejak tahun 1978 olahraga ini sebagai cabang yang dilombakan
ekshibisi di PON ( Pekan Olahraga Nasional ) sampai PON XI 1981. Namun pada PON
XII tahun 1989 cabang olahraga Aeromodelling tidak lagi diperlombakan /
dipertandingkan. Kemudian pada tahun 2000 mulai lagi dilombakan dalam PON XV di
Jawa Timur. Selain melaksanakan / mengikuti lomba Aeromodelling juga mengikuti
kegiatan-kegiatan yang diadakan PB FASI seperti Jambore Aero Sport, Safari FASI
dan lainnya.
Definisi umum
Aeromodelling :
Aeromodelling
adalah pesawat model yang lebih berat dari udara dengan ukuran-ukuran terbatas,
baik bermotor dan tak dapat diawaki atau membawa manusia.
Orang
atau personil yang berkecimpung didalamnya dinamakan “Aeromodeller”. Kriteria
sebagai penyandang predikat Aeromodeller harus mampu mengetahui, mengerti dan
menguasai dasar ilmu pendukung, misalnya : aerodinamika, ilmu gaya, fisika dan
lain sebagainya. Juga mampu untuk berkarya (desain, membuat dan menerbangkan).
Aeromodelling
masih termasuk salah satu cabang olahraga dirgantara dibawah naungan FASI
(Federasi Aero Sport Indonesia). Sebagai Pembina di tingkat pusat adalah KSAU
(Kepala Staff Angkatan Udara), sedangkat di tingkat daerah dibina oleh DANLANUD
(komandan Pangkalan Udara) setempat. Untuk Daerah Istimewa Yogyakarta
berkedudukan di Lanud Adisutjipto. Untuk pembinaan dibawah Seksi BINPOTDIRGA.
Aeromodelling
salah satu cabang olahraga Dirgantara yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga
Nasional (PON), Aeromodelling mempertandingkan 10 (sepuluh) nomor lomba antara
lain : 1) OHLG; 2) F1A; 3) F1H; 4) F2A; 5) F2B; 6) F2C; 7) F2D; 8) F3A; 9) F3C;
10) F3J.
Klasifikasi
Pesawat Model
A. Kelas F1
(Terbang Bebas)
Adalah
jenis penerbangan model dimana penerbangannya pesawat model tidak ada
hubungannya sama sekali dengan penerbangnya. Beberapa kategori sbb:
1.
F1A : Glider Type A2 (dipertandingkan dalam PON)
2.
F1B : Model dengan motor elastis
3.
F1C : Power model (Free Flight)
4.
F1D : Indoor Model
5.
F1E : Glider kemudi otomatis
6.
FIF : Model Helicopter
7.
F1G : Coupe Dhiver
8.
F1H : Glider A1 (dipertandingkan dalam PON)
9.
OHLG : Glider lempar luar ruangan (dipertandingkan dalam PON)
Kelas
F2 (Terbang Keliling)
Adalah
jenis penerbangan dimana selama penerbangan model dikemudikan secara
aerodinamik dengan bidang-bidang kemudi dalam sikap dan ketinggiannya oleh
seseorang penerbang diatas tanah sebagai poros dan melalui sebuah perantara
tali yang tak dapat diperpanjang pendekkan yang dihubungkan langsung dengan
model.
Beberapa
kategori sbb:
1.
F2A : Speed Model (dipertandingkan dalam PON)
2.
F2B : Aerobatik model (dipertandingkan dalam PON)
3.
F2C : Team racing model (dipertandingkan dalam PON)
4.
F2D : Combat model (dipertandingkan dalam PON)
C.
Kelas F3 (Radio Control/RC)
Adalah
jenis penerbangan dimana model dikemudikan secara aerodinamik melalui
bidang-bidang kemudi dalam sikap, arah dan ketinggiannya oleh seseorang
penerbang diatas tanah menggunakan gelombang radio control.
Beberapa
kategori sbb:
1.
F3A : Aerobatic model (dipertandingkan dalam PON)
2.
F3B : Thermal soaring model
3.
F3C : Helicopter (dipertandingkan dalam PON)
4.
F3D : Pylon Racing
5.
F3E : Electric Power
6.
F3F : Slope Soaring Glider
7.
F3G : Power Glider
8.
F3J : Radio Control Glider (dipertandingkan dalam PON)
1. Kelas F1
(Free Flight) :
Salah
satu model yang menggambarkan seluruh prinsip aerodinamika bekerja adalah model
terbang bebas. Kenapa model ini ? salah satu alasannya yaitu penerbang tidak
memiliki kemampuan untuk mengendalikan pesawat atau model setelah terlepas dari
penerbangnya.
Gaya
angkat pesawat tersebut hanya dihasilkan oleh sayap yang tidak dapat
digerak-gerakkan. Selanjutnya kemampuan model untuk tetap terbang akan sangat
tergantung dengan struktur dan rancangan yang diterapkan .Dengan rancangan
tersebut apakah mampu terbang lama di udara bebas karena tidak ada sumber
tenaga penggerak apapun baik yang dihasilkan oleh mesin maupun motor listrik.
Oleh
karena itu model harus memiliki tingkat akurasi dan presisi secara aerodinamika
yang sangat tinggi agar dapat terbang lama di udara. Tentunya didukung pula
oleh keahlian penerbangnya dalam memahami keadaan cuaca dan mengatur stabilitas
modelnya.
Model
ini dapat dimainkan di dalam (INDOOR) atau luar ruangan (OUTDOOR). Salah satu
cara menerbangkan yaitu dengan melempar ke udara yang populer dengan nama Chuck
Glider atau OHLG (Outdoor Hand Launched Glider). Model yang baik akan dapat
terbang lebih dari 120 detik ( 2 menit ). Bentuk model ini bebas tetapi harus
memiliki luas sayap antara 187,5 cm2 sampai 800 cm2.
Para
pemula sangat dianjurkan untuk membuat model ini karena akan melatih cara
memotong dan menghaluskan bahan serta pemahaman teori dasar aerodinamika.
Setelah berlatih dengan model OHLG, biasanya para pembuat model yang menggemari
terbang bebas akan mencoba pesawat glider. Model ini memiliki panjang sayap
lebih dari 150 cm. Luas sayap dari model ini berkisar antara 32-34 dm2 dengan
berat minimum 410 gram.
Model
Glider ini diterbangkan diluar ruangan dan biasanya ditempat yang luas, umumnya
pangkalan udara menjadi pilihan para modeller. Untuk membawa model ini ke
udara, penerbang akan menarik dengan tali yang panjangnya tidak boleh lebih
dari 33 meter dan harus dilengkapi bendera berwarna. Seorang pembantu penerbang
akan memegang model dan menghidupkan timer yang berguna untuk membatasi waktu
penerbangan. Model yang baik akan dapat mengudara selama 180 detik (3 menit)
bahkan lebih. Apabila melewati waktu itu, timer harus bekerja yang akan
menyebabkan bagian horizontal stabilizer (STABILO) pada posisi ekor bergerak
keatas (VERTICAL) dan sehingga memaksa pesawat turun vertical seperti parasut.
Untuk
mencapai waktu-waktu maksimal tersebut diatas tidak mungkin hanya dengan cara
melempar ataupun menarik model dengan tali sepanjang yang ditentukan. Harus ada
bantuan arus udara naik yang biasa disebut THERMAL. Karena itu penerbang akan
berusaha melepaskan modelnya di dalam Thermal. Oleh karena itu penerbang harus
berlari di sekitar lapangan untuk mencari kolom udara yang naik. Thermal adalah
pergerakan udara naik (vertical) karena perbedaan suhu udara karena radiasi
panas bumi akibat penyinaran matahari. Panas bumi akan berbeda sesuai dengan
keadaan permukaan, sebagai contoh antara udara persawahan dan bangunan. Udara
diatas bangunan yang lebih cepat panas sehingga lebih cepat bergerak naik.
• F1A dan F1H
(Glider A2 dan A1)
Definisi
model
Pesawat
model yang tidak dilengkapi oleh tenaga penggerak (motor listrik atau piston)
untuk mendapatkan gaya dorong kedepan dan gaya angkat (LIFT) yang dihasilkan
hanya didapat dari permukaan aerodinamis yang bersifat tetap (tidak dapat
digerakkan).
Karateristik
Model
Model
A2 memiliki luas permukaan (St) 32 – 34 dm2 dan beratnya tidak boleh kurang
dari 410 gr. Muatan maksimum 50 gr/dm2. Model A1 memiliki luas permukaan
maksimum (St) 18 dm2 dan Berat minimum 220 gram. Panjang tali penarik antara 33
mtr s.d 50 meter dengan beban 5 Kg untuk A2 dan beban 2 Kg untuk A1. Ketentuan
panjang ditetapkan dengan melihat situasi lapangan dan cuaca 1 hari sebelum
perlombaan serta berlaku hingga akhir kegiatan nomor ini.
Penerbangan
Setiap
penerbang mempunyai hak atas 7 kesempatan penerbangan resmi (usaha pertama
lebih besar dari 20 detik dan usaha kedua apapun hasilnya). Penerbang diijinkan
membawa 1 orang pembantu untuk melepaskan modelnya. Tali penarik harus terlepas
dari model yang mengudara dan tidak ada bagian model yang terlepas. Tali
penarik antara peserta tidak boleh saling beradu. Penerbang tidak boleh berlari
terlalu jauh sehingga tali penarik tidak terlihat pada saat lepas dari model.
Panitia akan menunjuk 2 pencatat waktu yang berjarak 10 meter dalam radius
penerbangan.
Penilaian
Pertandingan
Setiap
peserta memiliki 7 kesempatan penerbangan dengan masing-masing waktu maksimum
180 detik. Jika ada jumlah yang sama maka akan dilakukan penerbangan tambahan
pada ronde tersebut.
• Chuck
Glider/OHLG (On Hand Launched Glider)
Definisi Umum
Model
OHLG atau yang lebih sering disebut dengan Chuck Glider adalah model yang
dirancang untuk terbang bebas dengan daya yang ada pada model itu dilempar
dengan tangan manusia agar mencapai ketinggian tertentu untuk memulai
penerbangannya.
Ketentuan Model
Bentuk
bebas dengan luas sayap minimum 187,5 cm2 dan maksimum 800 cm2.
Penerbangan
Penerbangan
dilakukan dari dengan melemparkannya kaki harus berpijak. Setiap peserta berhak
atas 7 penerbangan resmi dengan 4 nilai terbaik. Setiap penerbangan hanya
dicatat sampai 120 detik ( 2 menit ) selebihnya tidak. Bila ada bagian pesawat
yang terlepas maka penerbangan batal. Bila penerbangan dibawah 10 detik diberi
kesempatan lagi dalam ronde tersebut.
Pencatatan
waktu dilakukan oleh 2 orang yang ditunjuk Panita Penyelenggara. Hasil adalah
jumlah rata-rata yang dicatat oleh 2 orang pencatat waktu. Waktu penerbangan
dicatat sejak pesawat lepas dari tangan dan mendarat kembali ke tanah, terhenti
penerbangan karena ada halangan, 10 detik hilang dari pandangan pencatat.
Pemenang
adalah peserta yang mempunyai jumlah waktu penerbangan terbanyak dari 4 waktu
terbaik. Bila belum memastikan, maka diadakan penerbangan tambahan.
2. Kelas F2
(Control Line)
Yang
dimaksud dengan model Control Line adalah pesawat model yang dihubungkan dengan
sepasang kawat baja dengan sebuah handle atau pegangan berbentuk huruf U yang
digenggam oleh tangan penerbang. Sedemikian rupa sehingga masing-masing kawat
berfungsi sebagai kawat naik dan kawat turun.
Untuk
model yang berukuran kecil dan ringan dapat digunakan tali pancing ikan,
sedangkan model yang lebih besar umumnya menggunakan kawat baja dengan diameter
dan panjang yang sesuai dengan kapasitas mesin dan panjang sayap. Umumnya
panjang sayap berkisar antara 90cm hingga 150cm. Kapasitas mesin yang digunakan
antara 2.5cc sampai 10 cc.
Model
yang diterbangkan akan memiliki jarak yang tetap sesuai dengan panjang tali.
Adapun lintasan pesawat akan berbentuk lingkaran dimana penerbang menjadi
porosnya. Pergerakan dari handle pengendali pada pilot akan diteruskan melalui
kawat penghubung (LEAD OUT) dalam sayap dengan bellcrank di pesawat yang akan
diteruskan oleh batang pendorong (PUSH ROD) ke flap dan elevator.
Pada
saat kawat naik ditarik oleh handle penerbang kebelakang maka elevator akan
bergerak keatas dan demikian sebaliknya. Dengan cara demikian pesawat dapat
bergerak menanjak (CLIMB) dan menukik (DIVE), termasuk melakukan gerakan
membuat lingkaran (LOOP) atau terbang terbalik (INVERTED).
Control
Line model ini terdiri dari beberapa jenis dan ukuran. Untuk pemula tersedia
model sederhana yang miliki karateristik stabilitas yang tinggi , kuat dan
mudah dalam pembuatannya.
Apabila
penerbang pemula sudah mahir, dapat dilanjutkan dengan membuat dan menerbangkan
F2B ( Control Line Aerobatic ) model atau sering disebut Stunter. Umumnya model
ini memiliki kemampuan melakukan gerakan akrobat atau manuver-manuver yang
tinggi. Biasanya model ini dilengkapi flap yang terdapat di bagian belakang
sayap. Apabila flap digerakkan ke bawah maka elevator akan naik dan sebaliknya.
Kegunaan dari flap ini adalah untuk menambah gaya angkat pada pesawat pada
kecepatan rendah. Bentuk penampang sayap untuk model yang dikendalikan dengan
tali biasanya memiliki penampang sayap yang simetris yaitu tebal bagian atas
dan bawah sama. Model ini memiliki kapasitas mesin antara 4cc hingga 9 cc
dengan panjang tali maksimum 21.5 meter.
Umumnya
para modeller menyukai model Stunter yang tahan terhadap cuaca (angin yang
keras) dalam hal ini untuk melakukan gerakan aerobatic seperti lingkaran (LOOP)
atau angka 8 mendatar (HORIZONTAL EIGHT) dsb. Sesuai standar manuver
internasional ada 16 manuver dalam penerbangan resmi dalam kejuaraan.
Model
Combat ( F2D ) adalah nomor lomba yang paling menarik, karena memiliki
kecepatan yang tinggi, kemampuan aerobatic yang baik dan bentuk yang sederhana.
Penerbangan Combat adalah 2 penerbang yang menerbangkan modelnya bersamaan
dalam satu arena lingkaran, masing-masing model menarik seutas pita kertas
krepe (Streamer). Masing-masing model akan berusaha memotong streamer lawannya
dan agar pita sendiri tidak terpotong . Setiap pemotongan streamer akan
mendapat nilai, dan nilai akan dikurangi apabila melakukan pelanggaran.
Kapasitas mesin yang digunakan tidak boleh melebihi 2.5 cc. Dan panjang tali
kedua penerbang harus sama dan maksimum 16 meter.
F2A (CL Speed)
Model
ini adalah nomor lomba yang mengandalkan kecepatan model dalam menempuh 10 lap.
Model ini harus Take Off dari landasan/tanah menggunakan Dolly (alat bantu take
off) selanjutnya pesawat terbang berputar sampai Pilot memberi tanda untuk
masuk dalam perhitunga 10 lap resmi.
Definisi Umum
Pesawat
model bermesin piston yang mana gaya angkat diperoleh dari gaya-gayaaerodinamis
yang bekerja pada permukaan-permukaan pendukungnya, yang tidakboleh
bergerak/berubah (kecuali bidang kontrol) selama penerbangan. Tujuandari model
adalah memperoleh kecepatan maksimum dengan tenaganya sendiriselama jarak
(jumlah lap) tertentu.
Ketentuan Umum
Kapasitas
motor maksimum 2,5 cc (0,15 Cu Inci) non ball bearing. Luas sayap dan stabilo
minimum ialah 2 dm2 per CC mesin. Panjang sayap maksimum 100 cm. Berat maksimum
5 kg. Model harus take off dari tanah. Tali kendali 2 buah dengan panjang
minimum 1592 cm dihitung darisumbu motor sampai bagian tengah pegangan. Model
harus tahan pull test seberat 20 kali berat model. Model harus terbang
berlawanan dengan arah jarum jam
F2B (CL
Aerobatic)
Definisi Umum
Pesawat
model dimana tenaga untuk menerbangkannya diperoleh dari motor piston (boleh
lebih dari 1) dan gaya angkat diperoleh dari permukaan -permukaan pendukung
model yang tidak dapat digerakkan (kecuali bidang kemudi seperti Elevator)
sewaktu penerbangan. Obyek yang dinilai adalah manuver-manuver yang telah
ditentukan.
Ketentuan Model
Berat
maksimum 5 kg. Luas permukaan maksimum (St) 150 dm2. Muatan maksimum 100
gr/dm2. Kapasitas maksimum motor 10CC. Motor harus dilengkapi peredam suara
yang efektif Model harus take-off dari tanah.
Tali Pengendali
Panjang
harus lebih dari 15 m tetapi maksimum 21.5 m Tali diukur dari handle penerbang
sampai poros baling-baling. Pengujian dilakukan pada seluruh sistem kemudi,
tali dan handle dalam keadaan siap terbang sebesar 15 kali berat model.
Penerbangan
Model
sudah harus mengudara (penerbangan resmi) dalam waktu 3 menit Setiap penerbang
memiliki 2 usaha atas penerbangan resmi (model mengudara). Apabila ada bagian
yang terlepas dari model maka penerbangan dianggap batal. Penerbang boleh
membawa pembantu 2 orang. Waktu penerbangan resmi adalah 7 menit. Peserta harus
menyelesaikan 16 manuver yang dilakukan secara berurutan, Panitia akan menunjuk
5 orang Juri yang disertai pencatat hasil. Setiap peserta berhak 2 kali
penerbangan resmi dalam Babak Kwalifikasi dan akan diambil nilai tertinggi.
Lima
peserta dengan nilai tertinggi berhak memasuki babak Final.
F2C (CL Team
Race/Rat Race)
Definisi
Control
Line Team Race/Rat Race adalah lomba balap pesawat model C/L yang mempunyai
ketentuan khusus, dimana dalam satu lingkaran terbang tiga model dan
sekurangkurangnya dua model secara bersama-sama, menempuh 100 lap dan dalam
menempuh 100 lap itu model harus turun dengan mesin mati sekurang-kurangnya dua
kali. Pemenangnya ialah yang dapat menyelesaikan 100 lap tersebut denganwaktu
yang tercepat.
Karakteristik
Model
Luas
sayap dan stabilo minimum ialah 12 dm2. Motor model haruslah terbuka dan tidak
boleh ditutup. Maksimum berat model ialah 700 gram dengan kapasitas motor 2,5
cc (0,15 Cu Inci) non ball bearing. Model harus mempunyai roda pendarat.
Panjang tali kontrol dari sumbu baling-baling sampai sumbu tepian pegangan
kontrol bagian dalam tidak lebih pendek dari 1592 cm max 16meter.
Setiap
team boleh membawa satu model serta satu model lagi sebagai cadangan untuk
seluruh pertandingan. Model harus tahan pull test seberat 7,5 kg. Model harus
terbang berlawanan dengan arah jarum jam. Penampang samping badan model harus
diberi warna yang cerah/terang(merah, putih, kuning, biru muda dll) sehingga
mudah untuk dilihat dan diperhatikan oleh penerbang, mekanik maupun para juri
dan Circle marshall.
Arena Perlombaan
Layaknya
balapan Formula 1 di mobil, F2C ini juga mengandalkan kerjasama tim antara
Mechanic dan Pilotnya untuk dapat menempuh 100 lap tercepat dimana dalam
usahanya tersebut, model harus masuk Pit Stop minimal 2 kali. Pada saat model
masuk Pit Stop, Mesin model harus dalam keadaan mati dan Mechanic harus dapat
menghidupkan kembali mesin dalam waktu secepat-cepatnya.
Satu
arena perlombaan terdiri dari dua lingkaran dengan satu pusat, lingkaran
pertama berjari-jari 3 meter dan lingkaran ini disebut sebagai lingkaran
penerbang, dan satu lingkaran lagi yang berjari-jari 19, 6 meter yang
disebutsebagai lingkaran mekanik. Antara lingkaran penerbang dan lingkaran
mekanik ialah lintasan balap. Lingkaran mekanik dibagi dalam 6 bagian yang sama
besar dan tiap bagian adalah tempat untuk melakukan pitstop model/start model.
Batas area-area pitstop tersebut ditandai dengan garis-garis tegak lurus
lingkaran mekanik sepanjang sekurang-kurangnya 60 cm.
Peserta
terdiri dari satu orang penerbang dan satu mekanik serta kalau dibutuhkan dapat
ditambah satu mekanik pembantu. Penerbang dan mekanik utama disebut satu TEAM.
Mekanik pembantu tidak termasuk dalam satu team. Anggota dari satu team tidak
boleh menjadi anggota dari team lainnya. Penerbang hanya menerbangkan model dan
hanya mekanik utama yang boleh memutar baling-baling untuk menghidupkan motor.
Pelanggaran terhadap hal ini dinyatakan diskualifikasi. Mekanik hanya boleh
menghidupkan motor dengan tangan. Mekanik dan mekanik pembantu diharuskan
memakai helm pelindung kepala selama balapan.
F2D (CL Combat)
Definisi
Pertandingan
Pertandingan
Combat adalah pertandingan dimana 2 buah model terbang bersamaan pada satu
arena dalam periode waktu yang telah ditentukan dengan tujuan saling memotong
pita kertas krepe (STREAMER) yang dipasang pada bagian belakang model. Setiap
pemotongan streamer akan diberikan nilai.
Definisi Model
Model
Combat adalah suatu model dimana tenaga penggeraknya diperoleh dari motor serta
gaya angkatnya dihasilkan dari gaya aerodinamik yang bekerja pada
permukaan-permukaan yang tidak dapat digerakkan kecuali bidang kemudi.
Arena
Pertandingan
Lapangan
arena Combat terdiri dari 2 (dua) lingkaran dengan satu pusat yang terlihat
jelas diatas tanah. Lingkaran Tengah (Penerbang) berjari-jari 3 (tiga) meter,
Lingkaran
penerbangan
model 19 (sembilan belas) meter dan Lingkaran Pit (mekanik) 22 meter.
Peserta
Pertandingan
Pilot
boleh membawa 2 (dua) mekanik, dalam keadaan basah mekanik tambahan diijinkan
untuk memegang Streamer. Selama pertandingan Pilot dan mekaniknya harus
menggunakan helm pengaman dengan pengikat dagu. Pilot boleh membawa 2 model
cadangan beserta talinya yang harus ditempatkan diluar lingkaran tengah. Sisa
streamer yang tersisa pada model saat jatuh harus dipindahkan ke pesawat
cadangan yang siap terbang.
Karateristik
Model
Luas
permukaan maksimum 150 dm2. Berat model maksimum 5 kg. Muatan maksimum 100 gr/dm2.
Tidak boleh ada peralatan tambahan untuk memotong streamer. Kapasitas motor
maksimum 2.5 cc, apabila dengan ball bearing harus memiliki peredam suara serta
motor harus memiliki pengikat pada sumbu titik beratnya. Model harus memiliki
meralatan untuk menempatkan streamer dan terletak pada garis poros mesin.
Ketentuan Alat
Pengendali
Panjang
tali kedua penerbang harus sama yaitu 15.92 m, diukur dari handel penerbang
sampai sumbu baling-baling motor. Setiap handle harus dilengkapi tali pengaman
(SAFETY STRAP). Setiap memulai pertandingan , kekuatan tali dan sistem kemudi
akan diuji. Ini berlaku untuk semua kelas di F2 (Control Line).
Penilaian
Pertandingan
Waktu
keseluruhan pertandingan adalah 5 menit. 1 menit pertama model sudah harus
hidup dan apabila gagal maka dinyatakan kalah. Setelah model hidup, model harus
diterbangkan setelah tanda diberikan oleh pimpinan pertandingan (Tanda Kedua).
Apabila ke 2 model sudah mengudara, maka pimpinan pertandingan akan memberikan
tanda bahwa pertempuran dapat dimulai. Umumnya juri yang terlibat terdiri dari
juri waktu, streamer, mekanik dan juri
lingkaran penerbang .
Setiap
pemotongan streamer akan mendapat nilai, termasuk waktu terbangnya. Nilai
pemotongan
tersebut adalah 100, untuk waktu penerbangan nilai 1 akan diberikan untuk
setiap detik. Apabila model memotong benang, bukan kertasnya maka tidak
mendapat nilai. Model yang terbang tanpa streamer karena terlepas akan didenda
100 dan harus segera mendarat.
Hasil
akhir adalah jumlah komponen nilai yang ada yang dikurangi oleh pelanggaran
yang dilakukan oleh penerbang dan mekaniknya selama penerbangan resmi
berlangsung.
Sistem
pertandingan yang disusun biasanya hasil kesepakatan pada pertemuan teknis
sebelum pertandingan dimulai. Penerbang dapat dinyatakan gagal (DISKUALIFIKASI)
apabila mesin modelnya tidak hidup dalam waktu 2 menit, menyerang model lawan
bukan Streamernya ataupun menyerang penerbang.
3.Kelas F3
(Radio Control)
Salah
satu model yang memiliki teknologi dan keterampilan tertinggi adalah pesawat
yang dikendalikan dengan gelombang radio (RADIO CONTROL). Contoh yang paling
umum dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat yaitu adalah Remote Control
elektronik untuk TV atau laser video. Dengan bantuan alat tersebut kita dapat
mengubah program tanpa kita harus beranjak dari tempat semula.
Prinsip
tersebut sama halnya dengan model yang dikendalikan dengan radio. Pada jenis
ini penerbang dan pesawatnya secara fisik tidak berhubungan langsung tapi
dengan perantara gelombang radio untuk merubah arah, gerakan dan kecepatan
modelnya. Selama penerbangan pilot berada didarat.
Penerbang
itu sendiri mengatur modelnya melalui pemancar (TRANSMITTER) yang memiliki
beberapa saluran (CHANNEL).
Adapun
saluran-saluran tersebut memiliki kegunaan masing-masing, antara lain untuk
mengendalikan naik-turun pesawat, menentukan putaran mesin, membelokkan pesawat
dan masih ada beberapa fungsi lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dari
kemampuan pesawat model itu.
Gelombang
yang dikirim oleh penerbang di darat melalui saluran-saluran tadi diterima oleh
peralatan penerima (RECEIVER) pada pesawat model , kemudian diteruskan ke
bagian-bagian pengendali pesawat melalui SERVO. Peralatan ini terhubung
langsung dengan receiver melalui kabel.
Setiap
servo tersebut dihubungkan kebagian-bagian pengendali pesawat melalui batang
pendorong (PUSH ROD). Batang pendorong ini akan menyalurkan gerakan servo untuk
mengatur bidang pengendali dan kemudi pesawat seperti kemudi guling (AILERONS).
Model
dalam kategori ini ada 2 yaitu yang bersayap tetap (FIXED WING) jenisnya
seperti pesawat pad umumnya dan bersayap putar (ROTARY WING) atau yang lebih
populer dengan nama HELICOPTER.
Umumnya
untuk pemula dapat menggunakan model latih (RC TRAINER), dimana pesawat ini
memiliki tingkat stabilitas yang tinggi serta gaya angkat yang tinggi disamping
itu sederhana dalam penggunaanya.
Untuk
model ini, biasanya pemula diajarkan bagaimana cara naik-turun, berbelok dan
mengatur putaran mesin. Saat ini ada 2 jenis mesin yang umum digunakan yaitu
mesin 2 langkah dan 4 langkah. Mesin 4 langkah memiliki karakteristik putaran
yang lebih rendah namun tenaga yang dihasilkan lebih besar. Biasanya dipakai
untuk aerobatic model.
Jumlah
saluran (CHANNEL) model ini tidak terlalu banyak, sehingga penerbang dapat
dengan mudah mengerti fungsi-fungsi dasar dari radio control serta kemampuan
pesawat.
Untuk
tingkat yang lebih mahir digunakan pesawat model Radio Control AEROBATIC, untuk
mengimbangi gerakan pesawat lebih bervariasi, digunakan jumlah saluran yang
lebih banyak yang dihubungkan dengan bidang kendali tambahan yang tidak
dibutuhkan pada model pemula.
Jenis
lain yang menggunakan radio sebagai alat pengendalinya adalah model pesawat
layang (SOARING GLIDER). Dalam hal ini , model ditarik dengan tali sepanjang 30
meter seperti menerbangkan layang-layang, kemudian dilepas. Pesawat tersebut
akan terbang bebas untuk dikendalikan penerbangnya.
• F-3 A ( RC
Aerobatic )
Definisi model
Pesawat
model yang dikendalikan secara aerodinamis melalui bidang-bidang kemudi untuk
merubah arah, kecepatan dan gerakannya melalui gelombang radio oleh
penerbangnya diatas tanah.
Karateristik
Model
Model
ini memiliki panjang sayap maksimum 2 meter, panjang badan 2 meter dengan berat
total 5 kg tanpa bahan bakar. Kapasitas mesin tidak dibatasi, tetapi penggunaan
motor listrik dibatasi 42 volt. Seluruh jenis kendali elektonik yang bekerja
secara otomatis dilarang.
Penerbangan
Penerbang
diijinkan membawa 1 orang mekanik yang dapat juga dirangkap oleh Manajernya.
Dua orang pembantu dapat dihadirkan untuk menghidupkan mesin dan meletakkan
pesawat dalam posisi lepas landas ataupun tinggal landas. Penerbang berhak 1
usaha penerbangan resmi dimana hasilnya akan dicatat apapun hasilnya. Penerbang
harus menyelesaikan manuver sebanyak 23 gerakan secara berurutan. Panitia akan
menunjuk tim juri yang terdiri dari 5 orang. Apabila ada bagian model yang
terlepas, penerbangan harus dihentikan dan pesawat didaratkan. Model harus
menggunakan roda pendaratnya untuk tinggal dan lepas landas, tidak diijinkan
untuk dilempar (HAND LAUNCHED). Penerbang diberi waktu selama 10 menit untuk
menyelesaikan gerakan.
Penilaian
Pertandingan
Setiap
peserta akan diberi kesempatan melaksanakan 3 penerbangan dalam penyisihan dan
2 nilai terbaik akan digunakan menentukan peringkat peserta . Lima peserta
dengan nilai terbaik akan masuk ke babak final. Dalam final pertandingan,
penerbang memiliki 2 kesempatan untuk menentukan juara.
• F-3 C ( RC
Helicopter )
Definisi model
Pesawat
model yang lebih berat dari udara yang mendapatkan gaya angkat dari
baling-baling yang berputar pada sumbu vertikal dan secara aerodinamis melalui
bidang-bidang kemudi untuk merubah arah, kecepatan dan gerakannya melalui
gelombang radio oleh penerbangnya diatas tanah.
Karateristik
Model
Model
ini memiliki luas daerah putaran rotor utama tidak boleh melebihi 300 dm2.
Untuk helikopter yang memiliki lebih dari 1 rotor pada poros vertikal yang
berbeda luasnya keseluruhannya tidak boleh melebihi 300 dm2. Berat model
maksimum 6 kg. Kapasitas mesin maksimum untuk motor 2 langkah adalah 10 cc,
sedang motor 4 langkah 20 cc. Penggunaan motor listrik dibatasi 42 volt.
Seluruh jenis kendali elektonik yang bekerja secara otomatis dilarang.
Baling-baling utama (MAIN ROTOR) atau bagian belakang (TAIL ROTOR) tidak boleh
terbuat dari logam.
Penerbangan
Penerbang
diijinkan membawa 1 orang mekanik yang harus mengumumkan saat mulai, selesai
dan nama dari setiap manuver yang dilakukan. Manuver yang dilakukan harus
berurutan sebanyak 9 gerakan. Total waktu penerbangan adalah 9 menit. Mekanik
dapat juga menjelaskan arah angin, daerah larangan terbang. Posisi mekanik
dapat juga dirangkap oleh Manajernya. Penerbang diijinkan membawa 2 model
dimana hanya diperbolehkan ditukar di dalam kotak start. Apabila ada bagian
model yang terlepas, penerbangan harus dihentikan dan pesawat didaratkan.
Panitia akan menunjuk tim juri yang terdiri dari 5 orang.
Penilaian
Pertandingan
Setiap
peserta akan diberi kesempatan melaksanakan 3 penerbangan dalam penyisihan dan
2 nilai terbaik akan digunakan menentukan peringkat peserta. Lima peserta
dengan nilai terbaik akan masuk ke babak final . Dalam final pertandingan,
penerbang memiliki 2 kesempatan untuk menentukan juara.
4.Kelas F4
(Scale Model)
Bertahun-tahun
para modeller selalu mengembangkan hobbynya dalam aeromodelling , salah satunya
adalah membuat model yang merupakan
replika dari pesawat sebenarnya. Pesawat tersebut ada yang dapat diterbangkan
maupun yang tidak, hanya sebagai miniatur . Pada awalnya , model yang terbuat
dari kayu menjadi pilihan tetapi setelah itu bahan plastk menjadi pilihan.
Hal
yang paling mudah dijumpai untuk model ini apa bila kita berkunjung ke biro
perjalanan dan wisata. Biasanya mereka memiliki model pesawat komersil yang
memberi layanan angkutan udara. Salah satu contoh adalah jenis Airbus A-300
atau Boeing 737
Keindahan
dari jenis model ini adalah aeromodeller dapat membuat duplikat atau tiruan
dari jenis pesawat yang ada. Ukurannya tergantung dari jenis pesawat yang akan
dibuat oleh modeller. Yang menjadi pertimbangan antara lain adalah upah buruh,
biaya bahan baku , gudang penyimpanaan.
Banyak
produksi ini dikerjakan sebagai home industri dengan bahan baku dari kayu.
Balsa menjadi pilihan yang banyak digunakan karena mudah dibentuk, dipotong
ataupun dipahat.
Biasanya
bahan dasar balsa tersebut berbentuk balok. Kemudian pada sisinya digambar
badan pesawat tampak samping menjadi suatu profil. Selanjutnya digunakan mesin
potong listrik yang mengikuti bentuk pesawat, setelah itu bagian atas
dikerjakan seperti sebelumnya. Bagian pesawat yang lain seperti ekor, sayap dan
sirip tegak juga mengikuti cara kerja
yang sama.
Pertumbuhan
industri plastik yang besar memungkinkan pembuatan model ini secara massal.
Model
yang dihasilkan juga sangat beranekaragam, mulai jenis pesawat perang dunia ke
I hingga model saat ini. Di Indonesia, beberapa tahun yang lalu mungkin masih
ada ingatan kita yaitu produk mainan TAMIYA. Beberapa jenis pesawat tempur
seperti F-15, F-16 dan pembom B-29 dapat
diperoleh dipasaran .
Model
skala yang dapat diterbangkan juga
tantangan yang menarik bagi para aeromodeller. Pesawat tersebut dapat
dikendalikan dengan radio ataupun terbang bebas. Beberapa model klasik menjadi pilihan, seperti P-51 Mustang dan F-16. Pesawat tersebut memiliki tingkat
akurasi dalam penyelesaiannya dan bentuknya.
5.Kelas F5 (RC
Electric)
Salah
satu model yang sedang digemari saat ini adalah model bertenaga listrik (
electric power ). Tenaga listrik tersebut diperoleh dari dinamo. Untuk sumber
listriknya di dapat dari baterai kering ( DRY CELL ) yang dapat diisi kembali (
RECHARGEABLE ).
Dinamo
tersebut dihubungkan dengan suatu poros dimana pada ujungnya terdapat baling-baling
( PROPELLER ) untuk meghasilkan gaya maju. Model ini dikendalikan oleh
penerbangnya melalui radio ( RADIO CONTROL )
Akhir-akhir
ini model bertenaga listrik ini semakin populer, salah satu alasannya yaitu
para modeller tidak perlu bersusah payah membersihkan pesawatnya karena tidak ada bahan bakar (
FUEL ) yang tersisa di bagian model. Disamping itu tenaga yang di hasilkan
cukup besar karena akselerasi yang disalurkan tidak banyak yang hilang karena
pengaruh mekanis motor. Apabila dengan model bermesin, performance yang
dihasilkan sangat tergantung dari kwalitas campuran bahan bakar dan udara yang
masuk kedalam motor penggerak.
Saat
ini, motor bertenaga listrik dapat dijumpai pada model helicopter dengan
kapasitas listrik dibatasi maksimum 42 Volt . Pada pesawat terbang bebas ( FREE FLIGHT ) seperti
pada model Glider, tenaga yang digunakan biasanya untuk mencapai ketinggian
tertentu, setelah itu motor dimatikan dan model akan dikendalikan mencari udara
panas yang naik ( THERMAL ) .
Karateristik
umum dari model ini adalah memiliki bobot yang ringan dan sederhana
konstruksinya. Model biasanya terbuat dari busa plastik ( STYROFOAM ), bahan
ini mudah dijumpai apabila kita membeli peralatan elektronik seperti TV, yang
digunakan untuk pelindung guncangan